SELAMAT DATANG DI BLOG RUSTANTO
RUSTANTO_TI_1C: Permainan Anak Modern SELAMAT DATANG DI BLOG RUSTANTO

Sabtu, 21 Januari 2012

Permainan Anak Modern

SHARE IT

PERMAIANAN, ULAR NAGA


Ular Naga adalah satu permainan berkelompok yang biasa dimainkan anak-anak Jakarta di luar rumah di waktu sore dan malam hari. Tempat bermainnya di tanah lapang atau halaman rumah yang agak luas. Lebih menarik apabila dimainkan di bawah cahaya rembulan. Pemainnya biasanya sekitar 5-10 orang, bisa juga lebih, anak-anak umur 5-12 tahun (TK - SD).

Cara Bermain
» Read More...

PERMAINAN, TA'PATUNG


Nama permainan ini ada yang mengenal dengan nama ta’ Patung , patung-patungan, putri salju dll. Cara bermainya pun mungkin agak berbeda tetapi intinya pasti sama. Sedangkan yang akan kita bahas sekarang adalah…??? Yap.. betul sahabat versi putri salju.

Cara Bermain

Permainan ini dimainkan oleh anak laki-laki maupun perempuan Pemain yang di butuhkan dalam permainan ini semakin banyak semakin baik, minimal 5 orang agar permainan ini semakin hidup. Area yang luas juga diperlukan karena permainan ini intinya adalah bermain kejar-kejaran.
» Read More...

PERMAINAN, JAMURAN

Ada suatu cerita tentang eksotika pemainan yang bisa membudaya. Anak-anak berkumpul di halaman, bertautan tangan membentuk sebuah lingkaran. 'jamuran', begitu permainan ini namakan. Jamuran ini adalah permainan tradisional di Yoyakarta, Jawa Tengah dan sekitarnya yang dulu kerap dimainkan anak-anak. Sebelum permainan ini dimulai biasanya di awali dengan hompimpah untuk menentukan siapa menang siapa kalah. kalah atau menang, anak-anak tetap riang. anak-anak yang menang, bergandengan membentuk lingkaran sembari melantunkan syair jamuran sementara satu anak yang berdiri di tengah lingkaran yang menandakan bahwa anak itu yang kalah.
» Read More...

PERMAINAN, BOI-BOIAN


Permainan ini lumayan terkenal di jagad dolanan bocah, tapi ada yang menyebut dengan nama lain yang aku tahu baru disebut dengan boi-boian, gebokan dan boi itu sendiri,eitsss... lupa??? ada yang nyebut juga dengan nama permainan pecah piring, namanya kok aneh ya.. ya gitulah emang aneh. Permainan ini minimal terdiri dari banyak anak soalnya(klo dah pake soal kayaknya sulit nie) kalo Cuma sendiri kan nggak seru..., nggak asyik...., angak rame....... dan nggak-nggak yang lain deh....
Yang dibutuhkan dalam permainan ini Cuma pecahan genteng atau yang sederajat untuk disusun keatas sehingga berbentuk menara dan bola kasti serta tenaga yang ekstra soalnya (tukan dah pake soalnya lagi) permainan ini membutuhkan tenaga untuk lari.

» Read More...

PERMAINAN, SUBOYANG


Permainan sobyang yang sering juga disebut dengan subyong atau soblah ini banyak di jumpai disekitar yogyakarta pada masanya. Permainan ini dilakukan untuk mengisi waktu luang. Mungkin di daerah lain juga ada permainan semacam ini tapi dengan nama yang berbeda, karena secara umum berbagai permainan anak tradisional berkembang merata di seluruh nusantara meskipun permainan sedikit dimodifikasi sesuai dengan kekhasan masing – masing daerah, selain itu juga dengan nama yang berbeda.

Permulaan

permainan tradisional anak-anak yang cara memainkannya dengan meregangkan tangan dengan diiringi lagu sobyang, dan disertai suatu macam hitungan : jan,nak,udeng (banding), urang,keeper” yang merupakan kekhasan permainan ini. Permainan dimainkan oleh lima anak, sehingga tidak membutuhkan ruang yang luas.
» Read More...

PERMAINAN, BATEWEH


Batewah berasal dari kata “tiwah”, yaitu suatu upacara yang dilakukan oleh penganut Kaharingan di pedalaman Kalimantan dalam rangka mengantarkan arwah kerabat yang meninggal ke surga. Perkiraan kata “tewah” berasal dari “tiwah” didasarkan pada adanya kesamaan bentuk permainan dengan salah satu bagian upacara. Dalam upacara tiwah, keluarga yang melaksanakannya membeli seekor kerbau besar atau sapi untuk dijadikan kurban. Selama upacara berlangsung, kurban diikat pada tongkat kayu dan seluruh keluarga mengelilinginya. Masing-masing anggota keluarga memegang tombak, kemudian melemparkannya ke kurban terus menerus sampai kurban tidak berdaya lagi. Setelah itu, baru disembelih untuk dimakan bersama.
Sedangkan dalam permainan batewah, yang menjadi sasaran adalah kayu yang disusun menyerupai susunan untuk api unggun (bukan binatang kurban). Dalam permainan ini, susunan kayu dilempari sampai roboh. Meskipun demikian, permainan ini tidak ada unsur religi (magisnya).

» Read More...

PERMAINAN, LINTANG ALIAN


Kalau dilihat dari namanya permainan ini memang berada di jawa tapi tepatnya dimana aku juga nggak tahu. Jenis permainan tradisional anak-anak yang cara memainkannya meniru bintang yang berpindah tempat. Nama permainan ini berati bintang mempunyai arti bintang bersinar yang tampak berpindah tempat. Jumlah pemain tidak terbatas, namun agar permainan ini semakin meriah, dibutuhkan jumlah pemain minimal 15 anak.

» Read More...

Permainan, Bentengan


Permainan betengan ini di beberapa daerah seringkali dikenal sebagai rerebonan di daerah jawa barat sedang di daerah lain juga di kenal dengan nama prisprisan, omer, jek-jekan.
Benteng, adalah permainan yang dimainkan oleh dua kelompok, masing - masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing - masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, pohon atau pilar sebagai 'benteng'.
» Read More...

Permainan, Donal bebek


Permainan ini namanya berbeda-beda ada yang menyebut dengan ta’jongkok, donal bebek, dll. Pemain yang di perlukan adalah semain banyaak semakin baik dan yang jelas adalah tempat yang digunakan harus luas misalnya halaman rumah, lapangan dan lainya.
Cara bermain
Anak-anak berkumpul dan membentuk sebuah lingkaran lingkaran yang lumayan dekat kemudian secara bersama sama mereka meneriakkan:

Donal bebek
Mundur tiga langkah
1... 2... 3....

» Read More...

Permainan, Sluku-sluku bathok

permaian ini kalau di kota-kota besar mungkin sudah tidah ada yang kenal lagi, tetapi di daerah pedesaan juga tunggal sedikit orang yang tau!! langsung aja deh kalau di dareah sekitar yogyakarta namanya adalah permainan sluku-sluku bathok. munkin di tempat sahabat juga ada tapi dengan nama yang berbeda!! mau tahu???

Permainan ini biasanya dimainkan atau diajarkan untuk anak kecil. pertama kali anak kecil disuruh untuk duduk selonjor (meluruskan kedua lutut ke depan. Kemudian kedua tangannya memegang kedua lutut. Tangan kanan memegang lutut kanan dan yang kiri memegang lutut kiri.
» Read More...

Permainan, Dham-dhaman


Permainan tradisional yang menggunakan bidang petak-petak semacam papan catur, yang disebut dham-dhaman atau ada juga yang menyebut dengan nama bas-basan. Petaknya dapat di gambar di atas tanah, tegel atau yang lain. Bentuk petaknya seperti gambar di samping. Dalam satu petak di bagi untuk dua pemain.yang di butuhkan dalm permainan ini selain gambar petak juga diperlukan biji, kerikil atau yanglainya tetapi antara dua pemain tersebut tidak boleh sama agar dapat di bedakan mana milik si A dan mana milik si B (misalnya pemain A menggunakan batu kerikil dan pemain B menggunakan biji asam). Jumlah yang di butuhkan oleh setiap pemain adalah 16 biji.

Cara bermainnya

masing-masing prajurit bergerak maju untuk menyerang daerah lawan, dengan arah jalan ke depan, ke kanan, dan ke kiri, dan mundur pokoknya bebas tapi Cuma boleh satu langkah. Cara membunuh prajurit lawan dengan melompatinya, dan menempati tempat yang kosong. Prajurit yang dilompati berarti mati dan dikeluarkan dari daerah permainan.dengan peraturan hanya boleh melompati satu prajurit tidak boleh lebih. Bila salah satu kubu prajuritnya habis, berarti kalah. Biasanya permainan ini akan di mulai lagi.

Gatrik atau dengan nama lain yaitu tak kadal, patil lele atau juga di kenal dengan nama benthik di daerah sekitar yogyakarta, jawa tengah. Pada masanya pernah menjadi permainan yang populer di Indonesia. Merupakan permainan kelompok, terdiri dari dua kelompok.
Permainan ini menggunakan alat dari dua potongan bambu yang satu menyerupai tongkat berukuran kira kira 30 cm dan lainnya berukuran lebih kecil. Pertama potongan bambu yang kecil ditaruh diantara dua batu atau di atas lubang (luwokan) harus dipersiapkan di atas tanah lalu dipukul oleh tongkat bambu, diteruskan dengan memukul bambu kecil tersebut sejauh mungkin, pemukul akan terus memukul hingga beberapa kali sampai suatu kali pukulannya tidak mengena/luput/meleset dari bambu kecil tersebut. Setelah gagal maka orang berikutnya dari kelompok tersebut akan meneruskan. Sampai giliran orang terakhir. Biasanya setelah selesai maka kelompok lawan akan memberi hadiah berupa gendongan dengan patokan jarak dari bambu kecil yang terakhir hingga ke batu awal permainan dimulai tadi. Makin jauh, maka makin enak digendong dan kelompok lawan akan makin lelah menggendong.
» Read More...

Permainan, Ancak-ancak alis


permainan Ancak-ancak alis ini mungkin sangat asing di telinga  anda tapi permainan ini sebebenarnya merupakan versi lain dari permainan Ular Naga.  Selain ada yang menyebut dengan Ancak-ancak Alis juga Ada yang menyebut dengan Incak – Incak Alis. Permainan ini merupakan Jenis permainan tradisional anak-anak yang bersifat rekreatif, yang dalam proses permainannnya menggunkan istilah-istilah yang berhubungan dengan pertanian, ketentuan jumlah pemain dalam permainan ini tidak ada, karena semakin banyak anak-anak yang terlibat dalam permainan ini akan semakin meriah. Tempat permainan dipilih yang luas dan rata.

Cara bermain

pertama-tama semua pemain bersepakat untuk memilih dua orang di antara mereka yang cenderung memiliki kekuatan, ketinggian dan besar badan yang sama untuk mejadi petani. Kedua petani ini segera menyingkir dari kelompok permainan ini untuk berunding mengenai nama-nama yang diambil dari istilah pertanian, missal A memilih nama jagung dan B memilih nama kacang. Kemudian kedua petani berdiri berhadapan dengan kedua tangan diangkat ke atas dan kedua telapak saling ditempelkan sehingga membentuk seperti pintu gerbang. Kedua telapak tangan mereka saling bertepuk tangan sambil menyanyikan ancak-ancak alis. Lirik lagu ini di masing-masing daerah Jawa terjadi perbedaan. Lirik lagu tersebut di wilayah Yogyakarta adalah:

Ancak-ancak alis
si alis kabotan kidang
anak-anak kebo dhungkul
si dhungkul bambang tego
tego rendheng ,enceng-enceng gogo beluk
unine pating jerapluk
ula apa ula dumung
gedhene salumbung bandhung
sawahira lagi apa,wong deso?

Anak-anak yang lain berdiri urut memanjang diawali dari yang terbesar badannya, sambil memegang ujung baju teman yang berada di depannya, lalu berjalan berkeliling. Ketika lagu berakhir pada kata “Sarahira lagi apa, wong desa?”, barisan tersebut berada di samping kedua petani. Pemain yang terdepan menjawab pertanyaan tersebut dengan “lagi ngluku ( sedang membajak)”.

Kemudian kedua petani menyanyikan lagi lagu ancak-ancak alis, dan pemain lainnya mulai berjalan berkeliling lagi. Bila lagu sudah selesai pada akhir kalimat, maka sudah pemain paling depan harus menjawab dengan jawaban nama-nama tahapan dalam menanam padi. Demikian seterusnya berulang-ulang. Ketika mendapat jawaban “lagu wiwit ( baru menuai )’, anak yang paling belakang segera berlari keluar dari barisan untuk mengambil daun-daunan yang berada di sekitar tempat permainan, dan segera menuju ke barisan semula, lalu disusul oleh kedua petani yang berada di barisan paling depan.
Barisan segera berjalan berbelitan membentuk angka delapan sambil menyanyikan :

menyang pasar kadipaten leh olehe jadah manten,
menyang pasar ki jodog, leh olehe Cina bidhung

Setelah itu kedua petani berdiri dengan tangan membentuk terowongan sambil menyanyikan lagu ancak-ancak alis, dan para pemain berdiri dalam satu barisan melewati terowongan tersebut sambil menjawab “lagi panen (sedang panen)”. Anak yang tertangkap terowongan ditanya, “Kali ini akan menanam apa, kacang atau jagung?”. Jika memilih jagung maka harus berada di belakang petani A, dan jika memilih kacang berada dibelakang B (menjadi pengikut si B). Demikian seterusnya hal ini diulang-ulang sampai pada pemain terakhir dalam barisan, petani menyanyikan lagu “dikekuru, dilelemu,dicecenggring,digegiring”.

Kemudian kedua petani mengurung anak tersebut dengan kedua tangannya sambil berkata: “kidang lanang apa wadon, yen lanang mlumpata, yen wadon mbrobosa”. Anak tersebut berusaha keluar, dan diminta memilih salah satu petani. Petani yang mempunyai anak dibelakangnya lebih banyak, dianggap menang. Penentuan menang kalah dapat juga dilakukan dengan cara adu kekuatan, yaitu tarik menarik antara kedua petani dengan dibantu oleh anak semang masing-masing.

Setelah membaca tulisan diatas gimana sahabat? Permainan ancak – ancak Alis nggak kalah asyik kan dengan ular naga!! Kalau di tanya bedanya dengan permainan Ular Naga Cuma pada lagu dan permainan lebih panjang permainan Ancak-ancak Alis.
» Read More...

permainan, Galah asin

galah asin atau dikenal gobak sodor dalam bahasa jawa ini merupakan permainan yang sangat digemari anak-anak sewaktu saya masih kecil, informasi yang menyebutkan kata gobak sodor ini berasal dari bahasa asing yaitu "GO Back to Door".

Istilah permainan Gobag sodor dikenal di daerah jawa tengah , sedangkan di daerah lain seperti galah lebih dikenal di Kepulauan Natuna, sementara di beberapa daerah Kepulauan Riau lainnya dikenal dengan nama galah panjang. Di daerah Riau Daratan, permainan galah panjang ini disebut main cak bur atau main belon. Sedang di daerah jawa barat di kenal dengan nama Galah Asin atau Galasin.

gobak Sodor adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5 orang.

Cara melakukan permainan ini yaitu dengan membuat garis-garis penjagaan dengan kapur seperti lapangan bulu tangkis, bedanya tidak ada garis yang rangkap, Gobak sodor terdiri dari dua tim, satu tim terdiri dari tiga orang. Aturan mainnya adalah mencegat lawan agar tidak bisa lolos ke baris terakhir secara bolak-balik. Untuk menentukan siapa yang juara adalah seluruh anggota tim harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.
Anggota tim yang mendapat giliran “jaga” akan menjaga lapangan , caranya yang dijaga adalah garis horisontal dan ada juga yang menjaga garis batas vertikal. Untuk penjaga garis horisontal tugasnya adalah berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi seorang yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal maka tugasnya adalah menjaga keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan.

Permainan ini sangat menarik, menyenangkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan. Kalau kita sudah lepas dari garis batas terakhir kita menjadi bebas merdekaa.. inilah yang kita tuju.. Nilai Spiritual dalam Permainan Gobak Sodor….Selain kebersamaan, kita juga bisa belajar kerja sama yang kompak antara satu penjaga dan penjaga lain agar lawan tidak lepas kendali untuk keluar dari kungkungan kita. Di pihak lain bagi penerobos yang piawai, disana masih banyak pintu-pintu yang terbuka apabila satu celah dirasa telah tertutup. Jangan putus asa apabila dirasa ada pintu satu yang dijaga, karena masih ada pintu lain yang siap menerima kedatangan kita, yang penting kita mau mau berusaha dan bertindak segera. Ingatlah bahwa peluang selalu ada, walaupun terkadang nilai probabilitasnya sedikit

Permainan galah asin atau gobak sodor (kadang disebut galasin) ini biasa dilakukan di lapangan. Arena bermain merupakan kotak persegi panjang dan diberi garis di dalamnya

Anak-anak dibagi menjadi 2 tim. Setelah menentukan tim mana yang jaga, permainan dapat dimulai. Anggota tim jaga harus menjaga di masing-masing garis yang telah ditentukan dan boleh bergerak sepanjang garis tersebut untuk menyentuh anggota tim lawan. Tim yang tidak berjaga berdiri di garis yang paling depan dan berusaha menerobos garis-garis tersebut dan tidak boleh sampai tersentuh oleh tim yang jaga.

Setelah berhasil menerobos garis paling akhir, mereka harus berusaha kembali ke tempat pertama mereka mulai. Bila berhasil, mereka akan mendapatkan satu nilai. Sedangkan bila ada anggota tim yang tersentuh berarti giliran berganti. Tim yang tersentuh akan bertugas untuk menjaga. Tim yang menang adalah yang mengumpulkan nilai paling banyak.
» Read More...

permaiana, GEMBALA SAPI DAN HARIMAU

GEMBALA SAPI DAN HARIMAU 
  1. Posisi awal  :  Perlombaan. Buat segi empat di lapangan dengan ukuran : lebar 10 m, panjanng 20 m, garis panjang di bagi tiga. Dua ruang kiri dan kanan adalah ruang bebas  5 m.
  2. Aturan permainan  :  3 orang dari regu A di tunjuk sebagai harimau seorang dan 2 orang gembala. Harimau bersiap di tengah lapangan. Gembala I diruang bebas kiri dan gembala II di ruang bebas kanan. Anak yang lain sebagai sapi, berdiri di ruang bebas bersama gembala I. Setelah Pembina memberi perintah. Maka bicara :
G II   : “Gembala I, keluarkan sapinya !”
G I    : “ Tak berani”
G II   : “Mengapa ???”
G I    : “ada harimau”
G II   : “Harimau sudah di tangkap keluakan sapinya”
G I    : “ayo keluar”
           Semua sapi lari menutu ruang bebas Gembala II. Harimau berusaha              menepuk sapi msebanya-banyaknya. Yang kena tepuk keluar lapangan dan di hitung. Regu yang menepuk ( Harimau ) mendapat angka 1 tiap sapi yang menepuk. Regu yang sapinya kena tepuk angkanya kurang 1. Permainan di lanjutkan, Harimau dan gembala dig anti dengan regu lain.
  1. penilain  :  regu yang mendapat nilai banyak pemenangnya.
» Read More...

Permainan tradisional. cublak-cublak suweng

Cublak cublak suweng, suwenge ting geletek
Nganggo kepudung solek, tak ijo royo-royo
Sopo gelem delekake……
Sir-sir pong, ‘dele bodhong…
Sir-sir pong, ‘dele bodhong……


    Mendengar sepenggal nyanyian di atas, terbayang sewaktu masa kecil. Permainan yang dikenal jadul ini, ternyata memiliki segudang manfaat. Memberikan pengetahuan dan  melatih skill, salah satunya kerja sama, kepemimpinan dan mengatur strategi.
Masih ingat dengan permainan benteng-bentengan, dakon, bola bekel, dan kelereng. Dalam memainkannya dibutuhkan strategi, berpikir kritis dan kretif agar bisa memenangkan permainan.
    Sayangnya, permainan tradisional kini sudah sangat jarang dimainkan di kota-kota besar. Meskipun ada sebagian orang yang memainkannya, biasanya di pelosok desa. Dengan mempergunakan alat seadanya, anak-anak desa memainkan permainan tersebut dengan semangat.
    Dalam permainan tradisional tidak mengenal “dunia sendiri” seperti pada permainan modern, Game Boy, Play Station, dan NDs. Permainan modern akan membentuk seseorang menjadi sosok yang individualis. Beda dengan permainan tradisional yang dimainkan bersama dalam tim.
Menang ataupun kalah adalam permainan sudah biasa. Terpenting dalam permaianan yaitu bisa bersama-sama dengan teman-teman. Tidak selamanya permainan tradisional itu jadul karena kita dapat belajar sekaligus bermain. Jadi mendapat suatu pengetahuan juga refreshing, nilai tambah bagi permainan itu.
» Read More...

Permainan, kucing dan tikus


Kucing dan Tikus
A.     Posisi awal  : perlombaan, terbuka empat bersatu. Bergandengan tangan sengga seperti lorong-lorong yang pagari anak.
B.     Aturan bermain  :tunjuk seorang dari barung / regu  A untuk menjadi “kucing” dan semua nanak barung / regu B menjadi “tikus”. Anak yang lain membentuk barisan perlombaan terbuka dan bergandengan tangan> Kucing berdiri di luar barisan>tikus berdiri tersebar dalam lorong-lorong. Dengan tanda dari Pembina, kucing mulai mengejar tikus untuk di tepuk. Kucing maupun tikus hanya boleh lari lewat lorongdan tidak boleh memutus / melanggar pagar. Jika Pembina meniup peluit cepat-cepat pagar hadap kanan dan bergandengan lagi. Tikus yang kena tupuk, tidak boleh meneruskan permainan dan berdiri diluar barisan. Setalah 5 menit bergantian, sekarang regu C jjadi kucing dan regu D semua anggota jadi tikus. Permainan diteruskan tiap lima menit sampai semua regu mendapat giliran jadi kucing.
C.    Penilaian  :setiap kucing menepuk tikus dapat angka 1, setiap tikus yang kena tepuk mendapat angka kurang 1, regu yang mendapat anak terbanyak menang. 
» Read More...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar